A. Perkembangan Sel Ovum
OOGENESIS
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum. Diantara kelahiran dan masa
pubertas, sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar, dan folikel di
sekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki
profase I meiosis dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak
diaktifkan oleh hormon FSH (Follicle stimulating hormone).
Di dalam ovarium janin sudah
terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi
oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada
pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat
hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit
primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda
ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah
lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit
sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum
tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan
polar kedua.
Proses Oogenesis
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel
kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari
saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum
kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan).
Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel
pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara
bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel
primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,
tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de
Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti
(nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom
terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis
terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan
dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain
karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder.
Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan
polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami
degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom
haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi
pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan
meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid
yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi,
sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut
secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami
fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan
sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh
sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan
hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.
Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi
badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan
hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH.
Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga tidak membentuk
progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses
oogenesis mulai kembali.
B. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus-menerus setiap bulannya disebut
sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11
tahun dan berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45
– 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Pada permulaan siklus,
sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle
Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel
telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel
telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi
dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen
yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama
dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan
kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk
menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan
lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup
sperma setelah berhubungan intim.
Ketika sel telur telah
matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan
Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan
memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk
kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki
kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan
menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri”
didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan
memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormone tersebut
membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah
dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan
terjadinya proses menstruasi berikutnya.
Pada hari 1 sampai
hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan
membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang
menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon
estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang
keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium
yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang
berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi
yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi
disebut fase estrus.
Selain itu, LH
merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning
(Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh
darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase
luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH
dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan
progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam
terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas
dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut
fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses
oogenesis kembali.
Siklus menstruasi
1. Fase Menstruasi
Yaitu,
luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan
berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada
hari ke-1 sampai 7.
2. Fase Praovulasi
Yaitu,
masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh
peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap
pada hari ke-7 samapai 13.
3. Fase ovulasi
Yaitu,
keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang biasa disebut masa subur.
Bila siklusnya tepat waktu, maka akan terjadi pada hari ke-14 dari
peristiwa menstruasi tersebut.
4. Fase Pascaovulasi
Yaitu,
masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini,
terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih
tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi
fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase
menstruasi kembali.
C. Kehamilan
FERTILISASI
Fertilisasi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma
dengan sel telur di tuba falopii. Pada saat kopulasi antara pria dan
wanita (sanggama/coitus), dengan ejakulasi sperma dari saluran
reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani yang
berisi sel–sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika sanggama
terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut ”masa subur” wanita), maka
ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu
dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
PROSES FERTILISASI
Spermatozoa
bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba falopi.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium
dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Ovum yang dikeluarkan
oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung
proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi
oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 μm, yang
disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan
mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang
ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
Dari 60 – 100 juta sperma yang
diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil
menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga
uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii
yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai
mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini disebabkan karena
selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang berada dalam
cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi.
Setelah reaksi kapasitasi,
sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan
oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh
zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah
kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata.
Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona
radiata, trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan
dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya
satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma
tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida,
terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah
itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang
bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya.
Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih
dari satu sperma.
Hasil utama pembuahan :
1.
Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah
kromosom diploid.
2. Penentuan
jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3. Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)
Setelah melewati tahap
fertilisasi maka akan dihasilkan sel individu baru yang disebut dengan
zygote (zigot). Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai
beberapa kali. Sel– sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran
lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah 3 – 4
kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula
(kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula
adalah suatu bentukan sel seperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus-menerus. Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel
di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio
sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang
akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira – kira pada hari ke 5
sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan
menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini
kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk
rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi,
tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut
embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 )
zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam
fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang
masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya
pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang
terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan
dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi
seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan
mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus ( terjadi
implantasi).
Setelah implantasi, sel– sel
trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk
jaringan bersama dengan sistempembuluh darah maternal untuk menjadi
plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi
bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin. Di bawah ini
terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium
sampai kavum uteri.
Keterangan :
A : Oosit tidak bersegmen
B : Fertilisasi
C : Terbentuk pro-nuklei
D : Pembelahan kumparan pertama
E : Stadium 2 sel
F : Stadium 4 sel
G : Stadium 8 sel
H : Morula
I & J : Pembentukan blastokista
K : Zona pelusida menghilang, implantasi terjadi
Organ pada Masa Kehamilan
• PLASENTA
Tali
kehidupan yang menghubungkan ibu dengan janin adalah plasenta. Pada
dasarnya plasenta adalah organ yang dipenuhi darah, satu sisi
berhubungan dengan ibu dan sisi lainnnya dengan janin. Plasenta memberi
jalan kepada oksigen dan nutrien dari ibu ke janin serta mengalirkan
sisa pencernaan dari janin ke ibu untuk dibuang.
• TALI PUSAR
Plasenta
terhubung dengan janin oleh tali pusar yang terdiri dari 3 pembuluh
darah. Dua diantaranya berfungsi mengalirkan darah dari janin ke
plasenta untuk dibersihkan; sedangkan pembuluh yang lainnya berfungsi
membawa oksigen dan nutrien ke janin.
• AIR KETUBAN
Bagian
vital dari sistem penunjang kehidupan janin adalah air ketuban. Cairan
ini memudahkan janin bergerak bebas, membantu menjaga kestabilan suhu
tubuh, melindungi janin sebagai bantalan, dan menampung zat-zat sekresi
dalam urin janin. Selaput ketuban berasal dari amnion dan chorion laeve
yang merupakan bagian dari trofoblas yang mengalami atrofi saat
perkembangan blastosis. Rongga cairan amnion adalah kompartemen yang
bersifat metabolik aktif dan terjadi perubahan volume cairan yang
fluktuatif. Jumlah cairan amnion pada kehamilan 16 minggu kira – kira
250 ml dan 800 ml pada kehamilan 38 minggu dan setelah itu akan terus
menurun sampai sekitar aterm.
• CHORION
Chorion
adalah salah satu membran yang ada selama kehamilan antara pengembangan
janin dan ibu. Hal ini dibentuk oleh mesoderm ekstraembrionik dan dua
lapisan trofoblas dan sekitarnya embrio dan membran lainnya. The villi
chorionic muncul dari korion, menyeran gendometrium , dan memungkinkan
transfer nutrisi dari darah ibu ke darah janin. Chorion terdiri dari dua
lapisan: yang luar dibentuk oleh primitif ektoderm atau trofoblas , dan
batin dibentuk oleh somatik mesoderm , amnion yang bersentuhan dengan
yang terakhir ini. Trofoblas ini terdiri dari lapisan internal atau
prismatik sel kubus, yang sitotrofoblas atau lapisan Langhans, dan
lapisan bagian luar dari bernukleus protoplasma kaya tanpa batas sel,
sinsitiotrofoblas . Chorion yang mengalami proliferasi cepat dan
berbagai bentuk proses , vili chorionic, yang menyerang dan
menghancurkan desidua uterus dan pada saat yang sama menyerap dari itu
bahan-bahan gizi untuk pertumbuhan embrio .
Vili
chorionic berada di cabang kecil dan non-pembuluh darah, dan terdiri
dari trofoblas saja, tetapi mereka meningkatkan ukuran dan
bercabang-cabang, sedangkan mesoderm, tercatat pertama dari kapal pusar ,
tumbuh ke dalam mereka, dan, dengan cara ini, adalahvascularized .
Darah dibawa ke vili oleh
pasangan arteri pusar , yang cabang ke arteri chorionic dan masukkan
villi chorionic sebagai arteri kotiledon .Setelah beredar melalui
kapiler vili, darah dikembalikan ke embrio oleh vena umbilikalis .
Sampai sekitar akhir bulan kedua kehamilan , vili menutupi seluruh
chorion, dan hampir seragam dalam ukuran, tetapi, setelah ini, mereka
mengembangkan tidak merata.
PERKEMBANGAN JANIN
Proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
• Trimester Pertama (Minggu 0 – 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.
A. Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
Proses
pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari
pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak
dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
B. Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
Proses
dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan
hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis
menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
C. Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
• Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada
trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu
ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk
mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi
kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada
minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai
berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus)
mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
• Trimester ketiga (24 -40)
Dalam
trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau
menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa
tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang
pesat menjadi sempurna.
Pada
bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk
dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50
cm.
LAKTASI
Payudara (mammae, susu) adalah
kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari
payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat 3 bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Korpus ( badan )
Korpus
terdiri dari jaringan kelenjar payudara, saluran susu (duktus
laktiferus), jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limfe.
Alveolus, yaitu unit terkecil
yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
Lobus,
yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
Areola
Areola merupakan bagian yang lebih berpigmen di sekeliling puting.
Kelenjar morgagni adalah kelenjar keringat besar yang salurannya
bermuara pada areola. Kelenjar ini mengeluarkan cairan yang berfungsi
melemaskan dan melindungi areola sewaktu menyusui.
Selain itu pada areola juga terdapat otot polos dan ujung-ujung serabut
saraf. Fungsi otot polos dalam puting dan areola adalah mengurangi
permukaan areola, menonjolkan puting dan mengosongkan sinus laktiferus
waktu menyusui.
Sinus
laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
Papilla
Puting mengandung ujung-ujung saraf perasa yang sensitif, dan otot polos yang akan berkontraksi bila ada rangsangan.
Tumbuh kembang payudara berawal
saat memasuki akil balik dimana sistem hormonal wanita mulai berfungsi.
Hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhan sistem saluran, puting dan
jaringan lemak. Sedangkan hormon progesteron berperan dalam tumbuh
kembang kelenjar susu.
Selama masa kehamilan, payudara
membesar akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat.
Umumnya air susu belum diproduksi saat hamil. Segera setelah
melahirkan kelenjar hipofisis mulai mengeluarkan hormon prolaktin yang
bertanggung jawab atas produksi air susu pada kelenjar susu akibat
adanya rangsang puting dari hisapan bayi. Sedangkan proses pengeluaran
air susu dibantu oleh kontraksi otot disekitar puting dan areola yang
dirangsang oleh hormon oksitosin (hormon yang utamanya bertanggung jawab
dalam kontraksi rahim saat bersalin).
HORMON-HORMON YANG MEMPENGARUHI SEKRESI AIR SUSU
1. HORMON PROLAKTIN
Adalah
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis
bagian anterior (depan). Hormon ini ada pada laki2 dan perempuan.
Prolaktin benyak terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia
adalah hormon penting yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi
susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone ini juga
diproduksi oleh plasenta.
Fungsi hormon prolaktin yaitu :
1. Berperan dalam pembesaran alveoli dalm kehamilan
2. Mempengaruhi inisiasi kelenjar susu dan mempertahankan laktasi.
3. Menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI
4. Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat oleh tubuh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin.
Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 ng/mL.
Sekresi hormon prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia.
Keluarnya hormon prolaktin,
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI dan hormon ini
juga keluar dalam ASI itu sendiri. Ketika bayi menyusu, rangsangan
sensorik itu dikirim ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon
Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara.
Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja,
memproduksi susu.
Sel-sel pembuat susu
sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar
hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit,
setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah
sebagian besar hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang
sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk
produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini,
sudah tersedia dalam payudara, di Sinus Laktiferus.
2. HORMON OKSITOSIN
Adalah hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian posterior (belakang).
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin.
Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara.
Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi.
Oksitosin berfungsi :
1. Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan.
2. Merangsang terjadinya kontraksi yang penting dalam proses pembukaan vagina sebelum melahirkan dan ketika proses melahirkan.
3. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.
4. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5. Membantu mengembalikan uterus pada ukuran sebelumnya dan membantu menghentikan pendarahan pasca persalinan.
Proses :
Jadi,
ketika bayi menghisap payudara, hormon oksitosin membuat ASI mengalir
dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju
reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam
mulut bayi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat
susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju Sinus Laktiferus,
tempat penampungan. Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi
oleh rangsangan dari bayi. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh
pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun
mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar