A. FUNGSI DAN KOMPOSISI CAIRAN TUBUH MANUSIA
a. Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh (bahasa
Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan
suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau
hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan
didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler
(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a.Fase I :
Plasma
darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c.Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.
b. Komposisi dan Fungsi Cairan Tubuh
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari
cairan (air dan elektrolit). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11
liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan
tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit
dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai
dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea,
glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan
elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++),
magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-). Garam mineral ketika berada dalam bentuk cairan sel,
baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion elektron, yaitu kation dan
anion. Kation dibentuk oleh metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll.),
sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-4).
Ion amonium (NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein
adalah anion.
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan
1. Usia
Dengan
bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan akan menurun
fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan juga menurun.
Misalnya: gagal ginjal, gagal jantung, dll.
2. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan banyak keluar
3. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya.
4. Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.
5. Stress
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun
6. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti gagal ginjal.
Prosentase jumlah cairan tubuh:
Perhatikan Uraian berikut ini :
Pada orang dewasa kira-kira 40 %
baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan
intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat
badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 %
cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
II. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh
Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:
• Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh.
- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan .
- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
• Jantung dan pembuluh darah
Kerja
pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang
sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu
perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.
• Paru-paru
Melalui
ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada
orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk
yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik
dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
• Kelenjar pituitary
Hipotalamus
menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon
penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel
dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan
mengatur volume darah.
• Kelenjar adrenal
Aldosteron
yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus).
Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air
juga ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka
air akan banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan
retensi natrium.
• Kelenjar paratiroid
Mengatur
keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH).
Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari
usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
III. Fungsi cairan tubuh
Air
merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua
reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh
berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.
Fungsi cairan tubuh antara lain :
1- Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2- Melancarkan peredaran darah
Jika
tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses
tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3- Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya
cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.
Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan.
4- Kulit
Air
sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan
elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5- Pencernaan
Peran
air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.
6- Pernafasan
Paru-paru
memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida
keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke
kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan
pada kaca.
7- Sendi dan otot
Cairan
tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu
minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko
kejang otot dan kelelahan.
8- Pemulihan penyakit
Air
mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
c. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Cairan Tubuh
A.Kekurangan cairan tubuh
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh hilang melalui:
1. Urin – 50% dari kehilangan cairan
Normal: 50 ml/ kgBB/ 24 jam
2. Insensible Water Loss (50%)
- Respirasi (15%)
- Kulit (30%)
- Feses (5%)
Pengeluaran cairan yang banyak
dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat
berakibat dehidrasi.Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan
cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa
menjalankan fungsinya dengan baik.Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa
menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
• Gejala Dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
1. Dehidrasi ringan
-Muka memerah
-Rasa sangat haus
-Kulit kering dan pecah-pecah
-Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
-Pusing dan lemah
-Kram otot terutama pada kaki dan tangan
-Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
-Sering mengantuk
-Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2. Dehidrasi sedang
-Tekanan darah menurun
-Pingsan
-Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
-Kejang
-Perut kembung
-Gagal jantung
-Ubun-ubun cekung
-Denyut nadi cepat dan lemah
3. Dehidrasi Berat
-Kesadaran berkurang
-Tidak buang air kecil
-Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
-Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
-Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
-Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang
Untuk
mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal
8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
- Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.
- Air berion
Air
berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi
sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein.
Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan
berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan
kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan
cepat.
- Jus buah
Selain
rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan
mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung
vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali
lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding
pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat
berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
B.kelebihan cairan tubuh
Kelebihan
cairan tubuh akan disimpan didalam ginjal. Kelebihan cairan tubuh
dikeluarkan melalui air seni(urine). Kelebihan cairan tubuh dapat kita
alami saat udara sedang dingin atau saat kita tidak banyak melakukan
aktivitas.
B. MEMAHAMI TEKANAN HIDROSTATIK DAN TEKANAN OSMOTIK
a. Pengertian tekanan hidrostatik dan osmotik
Tekanan
hidrostatik adalah tekanan terhadap dinding pembuluh darah dan gerakan
masuknya kedalam kaplsula bowman,dimana kapsula bowman merupakan gerakan
masuknya cairan sebagai filtrasi glomerulus. Sedangkan tekanan osmotik
adalah tekanan dari filtrasi kapsula bowman yang dikeluarkan oleh air
atau pelarut lainnya pada membrane semipermiabel sebagai usaha untuk
menembus membran masuk kedalam area yang lebih banyak mengandung molekul
yang tidak dapat melewati membran (protein,lemak,dll).
Pembuluh darah kapiler dan
membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak
semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
• Diffusi
• Filtrasi
• Osmosis
• Aktiv Transport
Diffusi dan osmosis adalah
mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan
mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan
partikel-partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa
faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus
membran kapiler dan sel yaitu :
• Permebelitas membran kapiler dan sel
• Konsenterasi
• Potensial listrik
• Perbedaan tekanan.
Osmosis adalah proses difusi
dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi air terjadi
pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah
dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
Perpindahan
zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan
konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif.
Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan
energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah
transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting
dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan bagian cairan
interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian
itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan
hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh
pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama
disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke
ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses
filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.
Meskipun
keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus
menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan
yang disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar